Dewasa ini, pemakaian Bahasa Indonesia baik dalam
kehidupan nyata maupun fiksi, mulai mengalami interferensi dan mulai bergeser
digantikan dengan pemakaian bahasa gaul. Dengan memakai bahasa gaul,
pemakainya akan dikatakan sebagai orang kota yang modern dan bukan orang
daerah yang kurang modern. Anggapan seperti ini jelas salah, karena bahasa
gaul sangat dekat dengan bahasa Betawi yang merupakan salah satu bahasa
daerah juga di Indoensia. Antara bahasa Indonesia dan bahasa gaul, tentunya
lebih modern dan lebih maju adalah bahasa Indonesia. Hal ini karena Bahasa
Indonesia merupakan bahasa tingkat nasional yang berasal dari bahasa-bahasa
daerah di Indonesia dan bahasa asing. Sebaliknya, bahasa gaul hanya merupakan
bahasa tingkat daerah yang berasal dari bahasa Betawi.
Contoh bahasa-bahasa gaul:
1. GUE
Adalah
bahasa “resmi” yang kini banyak digunakan oleh kebanyakan orang (terutama
orang dari Suku Betawi) untuk menyebut “Saya/Aku”. Kata ini merupakan bahasa
Betawi yang telah digunakan secara luas, jauh sebelum bahasa prokem dikenal
orang.
2. LO
/ LU
Sama
seperti “Gue” kata ini pun sudah digunakan digunakan oleh Suku Betawi sejak
bertahun-tahun lalu dan menjadi kata untuk menyebut “Anda/Kamu”.
3. ALAY
Singkatan
dari Anak Layangan, yaitu orang-orang kampung yang bergaya norak. Alay sering
diidentikkan dengan hal-hal yang norak dan narsis.
4. LOL
Kata
ini belakangan ini sering dipakai, terutama dalam komunikasi chatting, baik
di YM, FB, Twitter, atau pun komunitas yang lain. Kata itu merupakan
singkatan dari Laugh Out Loud yang berarti “Tertawa Terbahak-bahak”.
5. LEBAY
Merupakan
hiperbol dan singkatan dari kata “berlebihan”. Kata ini populer di tahun
2006an.
6. KAMSEUPAY,
IUH, JADI GW HARUS BILANG WOW GITU,
RAKYAT JELATA
Kata ini berasal dari sinetron Putih Abu-Abu
7. DOUBLE
WOW,BADAI,
Kata ini berasal dari sinetron Cinta Bersemi di
Putih Abu-Abu
8. GARING
Kata
ini merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “tidak lucu”. Karena
seringnya digunakan dalam pembicaraan, akhirnya kata ini pun menjadi populer
di beberapa kota besar di luar Jawa Barat.
9. SECARA
Kata
ini sebenarnya adalah bahasa Indonesia, yang bermakna “Adalah”. Namun kata
ini menjadi populer di tahun 2006an di kalangan siswa-siswi SMU yang
menggunakan kata ini sebagai kata ganti “Karena/Soalnya”. Sesekali pula
digunakan sebagai sisipan tanpa makna (hanya sebagai penekanan pada kalimat
yang mereka katakan). Contoh pemakaiannya:
a. Gua
gak bisa ke rumah lo neh hari ini, secara bokap gue lagi sakit.
b. Ya…
gimana dong? Secara gue ini kan gaul…
10. KAMSEUPAY,
IUH, JADI GW HARUS BILANG WOW GITU,
RAKYAT JELATA
Kata ini berasal dari sinetron Putih Abu-Abu
11. DOUBLE
WOW,BADAI,
Kata ini berasal dari sinetron Cinta Bersemi di
Putih Abu-Abu
12. GANDENG
Kata
ini pun merupakan kata dari bahasa Sunda yang berarti “berisik”.
13. AKIKA
Merupakan
sandi untuk mengatakan “Saya”. Kata ini pertama kali dipopulerkan oleh kaum
waria di tahun 90an, yang dibakukan oleh Debby Sahertian dalam buku Kamus
Gaul yang dibuatnya.
14. Memble
dan Kece.
Ini
adalah ciptaan khas Jaja Mihardja, di tahun 1986 kemudian dimainkan dalam
Film “Memble Tapi Kece” yang diperankan oleh Jaja Mihardja sendiri dan Dorce
Gamalama.
15. CUMI
Kata ini merupakan singkatan dari “Cuma Minjem”
16. Nih
Yee…
Ucapan
ini terkenal di tahun 1980-an, kalau tidak salah tepatnya November 1985
pertama kali diucapkan oleh pelawak Diran, kemudian dijadikan bahan lelucon
oleh Euis Darliah.
17. KEPO
Berarti selalu ingin tau
18. UNYU_UNYU
Kata lain dari lucu
19. MENYE_MENYE
Berarti berlebihan
20. Booo……..
Ini
ucapan populer di pertengahan awal 90-an, pertama dipopulerkan oleh grup GSP,
kalau tidak salah Hennyta Tarigan dan Rina Gunawan yang pertama kali
mengucapkan, kemudian kata-kata ini pernah di ucapkan dalam lenong rumpi,
tapi kata-kata ini populer dalam lingkungan pergaulan di kalangan artis, Titi
DJ-lah orang benar-benar mempopulerkan ucapan ini.
21. Nek…
Setelah
kata Boo… tak lama kemudian muncul kata-kata Nek… bagi generasi yang SMA-nya
di pertengahan 90-an pasti mengalami bagaimana populernya kata-kata
ini. Ucapan “Nek” pertama kali diucapkan oleh Budi Hartadi seorang
remaja di kawasan kebayoran yang tinggal sama neneknya, makanya dia sering
mengucapkan “Nek”, kebetulan dia latah jadinya setiap bicara dia mengatakan
“Nek…Nek… eh lo mau ke menong Nek”.
Si
Budi ini seneng bergaul di wilayah Tjokro, Menteng …nah kebetulan ada banci
menteng yang denger, kemudian si banci itu mengikuti kata-kata si Budi, so…
banyak banci bicara gaya Budi, jadi banyak orang mengira kata-kata ini
dipopulerkan oleh para banci.
22. Jayus.
Di
akhir dekade 90-an dan di awal abad 21, ucapan jayus sangat populer, kata ini
artinya lawakan yang nggak lucu, garing atau tingkah laku yang mau melucu
tapi nggak lucu, orang yang mengucapkan ini adalah kelompok anak SMU yang
bergaul di sekitar Kemang.
Konon
ada seseorang bernama Herman Setiabudhi, dia dipanggil teman-temannya Jayus,
soalnya bapaknya bernama Jayus Kelana seorang pelukis di kawasan Blok M. Si
Herman alias Jayus ini kalau ngelawak nggak pernah lucu, temannya yang
bernama Sonny Hassan alias Oni Acan sering ngomentarin tiap lawakan yang
nggak lucu dengan celetukan Jayus, ucapan Oni Acan inilah yang kemudian
diikuti tongkrongannya di daerah Sajam, Kemang lalu kemudian merambat populer
di lingkungan PL, dan anak-anak SMU sekitar Melawai. Puncaknya pas ada acara
PL Fair 2000 kata-kata Jayus ini banyak di ucapkan.
23. Jaim
Ucapan
jaim ini dipopulerkan oleh Bapak Drs. Sutoko Purwosasmito, seorang pejabat di
sebuah departemen, yang selalu mengucapkan kepada anak buahnya untuk menjaga
tingkah laku. pada suatu hari Pak Pur, begitu ia sering dipanggil, berpidato
di hadapan anak buahnya untuk Jaim, inilah kutipan kata-katanya
saudara-saudara sebagai pegawai negeri kita harus Jaim, apa itu Jaim Jaim itu
yah…Jaga Imej itulah awal kata-kata Jaim itu populer, kemudian seorang anak
buah Pak Pur, Bapak Dharmawan Sutanto, yang punya anak bernama Santi
Indraswara, pernah memarahi Santi untuk tidak terlalu ngumbar sama
teman-teman cowoknya San…kamu kalo jadi cewek harus Jaim..!!!!.
Santi
bengong dengan muka begonya dia nanya Pa…Jaim itu apa seh..? Pak Dhar
langsung keluar kamar Santi sembari ngomong Jaim itu Jaga Imej… Santi yang
masih bengong hanya mengucapkan ooooh.
Nah
hari seninnya Santi pas upacara bendera dia ditugaskan jadi pembaca UUD 1945,
diakhir kata dia tidak sengaja mengucapkan “Jaim doooong…..”. Kepala
Sekolahnya langsung melihat kearah Santi dan bertanya ke Santi apa tuh Jaim
Santi dengan santai menjawab Jaga Imej…Pak eh Kepala Sekolah dengan muka bego
juga hanya mengucapkan Ooohh..
24. Gitu
Loooooooooohhh……..
Kata
GL pertama kali diucapin oleh Gina Natasha seorang remaja SMP di kawasan
Kebayoran, Gina ini punya kakak bernama Ronny Baskara seorang pekerja event
organizer, nah si Ronny ini punya teman kantor bernama Siska Utami, pada
suatu saat Siska bertandang ke rumah Ronny, pas dia ketemu Gina, Siska nanya:
“Kakakmu mana?” Gina menjawab : “di kamar, Gitu Loooohhh..!”, terus pas di
tanya lagi “Eh Gina kelas berapa ! sekarang?” si Gina menjawab : “Kelas dua
SMP Gitu looohhh..!” Yah namanya tamu, Siska trus nanya Gina: “kalau yang
benerin genteng bocor siapa seh?”, Gina menjawab: “Siapa aja Gitu Looohhh…”,
sampai sebelas pertanyaan selanjutnya Gina menjawab dengan kata-kata
Gitu Looohh…Esoknya Siska di kantor ikut-ikutan latah dia mengucapkan kata
Gitu Loooohhh…di tiap akhir pembicaraannya kalau dia bicara.
Tambahan:
25. KOOL
Sekilas
cara membacanya sama dengan “cool” (keren), padahal kata ini merupakan
singkatan dari KOalitas Orang Lowclass, yang artinya mirip dengan Alay.
26. BEGICHU/BEGICYU
Biasanya
kata ini disebutkan dengan penekanan di bagian belakang (yaitu memonyongkan
bibir).
27. MENEKETEHE
Kata
ini sebenarnya berasal dari kata “Mana Kutahu” dan diplesetkan oleh Tora
Sudiro sekitar awal tahun 2000an, di acara Extravaganza TransTV.
28. CING
Kata
“cing” biasa digunakan sebagai sapaan untuk teman dekat. Misalnya, “Mau ke
mana, Cing?”
29. EMBER
Kata
ini merupakan plesetan dari kata “Memang Begitu”. Pertama kali dipopulerkan
oleh Titi DJ yang secara tidak sengaja menyebut kata ini saat menjawab
pertanyaan orang. Sejak itu, kata ini sering digunakan di berbagai
kesempatan.
30. YIUK….!!
Kata
ini sempat populer di awal tahun 90an dan sering digunakan oleh Lenong Rumpi.
Kata ini identik dengan panggilan kaum waria/bencong.
31. BONYOK
Kata
ini merupakan singkatan dari Bokap-Nyokap (orang tua).
32. BISPAK
33. Merupakan
singkatan dari kata “Bisa Pakai”.
34. SUTRALAH
Merupakan
pemanjangan dan plesetan dari kata “Sudahlah”. Kata ini juga dipopulerkan
oleh kaum waria dan mulai populer di tahun 90an akhir.
35. SEMOK
Berasal
dari bahasa Jawa yang berarti “Montok”. Kata ini belakangan sering digunakan
orang untuk menggambarkan wanita yang cantik dan seksi.
36. CENGLI
Merupakan
kata dari bahasa Hokkian yang berarti “Bertindak Adil”.
37. WIL
dan PIL
Merupakan
singkatan dari Wanita Idaman Lain dan Pria Idaman Lain. Tidak jelas siapa
yang mempopulerkan istilah ini, namun saya menemukan kata-kata ini sering
digunakan dalam penulisan di majalah-majalah di era awal 2000an. Kedua kata
itu biasa digunakan untuk menjelaskan wanita atau pria simpanan/selingkuhan.
38. AJIB
Artinya
Enak, Asyik, atau Klabing. Kata ini mulai populer di tahun 90an tatkala musik
trance dan narkoba jenis shabu-shabu baru mulai populer. Kata ini biasanya
digunakan oleh para penikmat kedua hal itu.
39. ANJELO
Merupakan
singkatan dari Antar Jemput Lonte. Dari informasi yang diperoleh, kata ini
pertama kali digunakan sekitar tahun 2000an di daerah sekitar Bogor untuk
menyebut Tukang Ojek yang menjadi langganan para penjaja cinta di sana.
40. JABLAY
Kata
ini dipopulerkan oleh Titi Kamal saat menyanyikan lagu berjudul sama dalam film
Mendadak Dangdut (2006). Merupakan singkatan Jarang Dibelai yang mengandung
arti lebih jauh sebagai ungkapan hati seorang wanita yang jarang mendapatkan
belaian kasih sayang kekasihnya.
41. BELAH
DUREN
Berasal
dari istilah yang digunakan dalam lagu dangdut berjudul sama yang dinyanyikan
oleh Julia Perez, kata “Belah Duren” merupakan istilah yang ditujukan buat
para pengantin muda yang menikmati malam pertama.
42. SEGEDE
GAMBRENG
Kata
“gambreng” berasal dari suitan anak-anak (hompimpah alaihum gambreng), yang menunjukkan
siapa yang menang dalam suitan tersebut. Belakangan, sekitar tahun 2007an,
kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang besar sekali (dan sulit
diungkapkan dengan kata-kata).
43. SEGEDE
GOBLOK
Mirip
dengan ungkapan “Segede Gambreng”, kata “Segede Goblok” menunjukkan sesuatu
yang besarnya luar biasa, dan sakin besarnya, jadi ga masuk akal. Gak jelas
siapa yang mempopulerkan kata ini, tapi diduga kata ini pernah diucapkan oleh
beberapa MC di televisi (entah Indra Bekti, Iva Gunawan, atau Ruben Onsu).
44. JUTEK
Berasal
dari kata yang sering digunakan oleh para PSK di awal tahun 2000an untuk
menggambarkan pria yang sombong dan jarang tersenyum. Kata ini akhirnya
menjadi kata umum yang digunakan untuk melukiskan orang yang menyebalkan,
judes, galak, emosian, dan sombong.
45. BT/BETE
Merupakan
singkatan dari Boring Total. Tadinya orang menduga kata ini dipopulerkan oleh
Dwiq saat merilis lagu “Bete” sekitar tahun 2008. Padahal kata ini sudah lama
digunakan oleh para mahasiswa yang bosan dengan program perkuliahan mereka.
Kata ini mulai populer dan digunakan di awal tahun 2000an.
46. KAMSUD
Merupakan
pembalikan konsonan kata “Maksud”. Kata ini mulai populer, terutama di
kalangan para cewek di ruang chatting dunia maya.
47. KATROK
Orang
kampung / orang desa. Kata ini dipopulerkan oleh Tukul Arwana saat membawakan
acara Empat Mata sekitar tahun 2007an (kini berubah menjadi acara Bukan Empat
Mata). Kata ini kemudian menjadi bahasa umum untuk menggambarkan orang yang
kampungan/norak banget.
48. NGIIIKK
Ungkapan
yang disampaikan seseorang untuk mengomentari, yang arti lainnya adalah :
“Bohong Lu..!!”
49. GAYUS
Merupakan
sebutan sindiran untuk orang yang gila uang dan berusaha mendapatkan uang
dengan berbagai cara yang tidak halal. Ungkapan ini populer di awal tahun
2010 setelah seorang pejabat pajak negara bernama Gayus diciduk polisi
lantaran ketahuan menilap uang negara sebesar Rp 67 milyar.
50. MOGE
Awalnya
kata ini merupakan singkatan dari Motor Gede dan dipopulerkan oleh kelompok
penyuka motor gede tahun 2008 silam. Namun belakangan, kata itu diplesetkan
banyak orang menjadi Motor Gelo yang ditujukan pada orang-orag norak yang
suka bikin rusuh, mau menang sendiri, dan bikin muak banyak orang.
51. BONEK
Singkatan
dari kata Bondo Nekat yang berarti orang nekat yang gak bermodal apapun
selain kemauan. Kata ini dipopulerkan oleh suporter Tim Sepakbola Persebaya
Surabaya di tahun 90an dan menjadi sebutan “kebanggaan” mereka. Saat ini,
kata ini juga digunakan untuk orang-orang nekat yang gak kenal rasa takut.
52. PRIKITIW
Adalah
celutukan yang ditujukan pada pasangan yang tertangkap basah melakukan
perselingkuhan. Adalah Sule, seorang komedian lokal, yang melontarkan
celutukan nakal yang kini menjadi bahasa pergaulan itu.
53. CUMI
Merupakan
singkatan yang mengandung banyak arti (tergantung CUMI yang dipakai adalah
singkatan dari apa). Awalnya kata ini dipopulerkan oleh sebuah produk kartu
telpon seluler di tahun 2008an, yang akhirnya berkembang menjadi bahasa gaul
anak-anak remaja untuk menjelaskan kondisinya saat ini, seperti CUma MIkir,
CUma MIScal, CUma MIrip, CUma MInjam, CUkup MIris, dan lain-lain.
54. KRIK
Dengan
latar belakang suara jengkrik, mana kala seseorang bercanda namun tidak lucu.
Pemakaiannya cukup sederhana, yaitu saat menanggapi
komentar/ucapan
seseorang, penulis tinggal menulis kata “Krik” berulang-ulang, menandakan
bahwa penulis menganggap ucapan orang itu nggak lucu banget.
Itulah
tadi beberapa contoh bahasa-bahasa gaul yang pernah ditemukan, tidak hanya
dalam pengucapan, namun dalam gaya penulisan juga ada, contohnya dalam penulisan
sms,
1. h4i, pa kaBar? seharusnya hai apa kabar?
2. cOz,
nyOkap Gw g diRaWat drmH SkIT, seharusnya karena ibu saya sedang di rawat di
Rumah Sakit.
Peniruan bahasa gaul tersebut oleh masyarakat luas di
Indonesia tentu saja berdampak negatif terhadap pemakaian bahasa Indonesia
secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Saat ini
jelas di masyarakat sudah banyak adanya pemakaian bahasa gaul dan parahnya lagi
generasi muda Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian bahasa gaul ini.
Bahkan, para generasi muda inilah yang paling banyak memakai bahasa gaul
daripada memakai Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di Negara
Kesatuan Republik Indonesia ini. Dengan menggunakan Bahasa Indonesia secara
baik dan benar, berarti kita telah menjunjung tinggi bahasa persatuan seperti
yang diikrarkan dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928. Menjunjung tinggi
bahasa Indonesia, tidak berarti kita melupakan bahasa daerah kita
masing-masing. Kita tidak harus berbahasa Indonesia secara terus-menerus
sepanjang hayat kita.
Kita lebih baik berbahasa daerah daripada berbahasa gaul
dalam situasi yang tidak resmi. Mengapa demikian? Karena dengan berbahasa
daerah, kita sudah melestarikan bahasa daerah yang menjadi pemerkaya bahasa
nasional dan sekaligus pemerkaya bangsa Indonesia. Sebaliknya, jika
menggunakan bahasa gaul di daerah kita sendiri dengan orang-orang sebahasa
daerah, kita akan dicap tidak mencintai dan tidak melestarikan bahasa daerah
sendiri. Kebiasaan menggunakan bahasa gaul membuat kita terikut menggunakan
sebagian kata bahasa gaul, dalam penggunaan Bahasa Indonesia baku.
Dengan kata lain terjadi interferensi (pengacauan) bahasa
gaul ke dalam pemakaian Bahasa Indonesia baku. Kata yang sering muncul dari
bahasa gaul dalam pemakaian Bahasa Indonesia baku, seperti kata nggak atau
gak (bahasa gaul) yang seharusnya kata tidak (Bahasa Indonesia). Hal ini
harus kita hindari sejauh mungkin dalam kehidupan kita.
C.
Dampak
Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia
Penggunaan
bahasa gaul akhir-akhir ini, tentu saja mengkhawatirkan. Hal ini dikarenakan
bahasa tersebut tidak sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan
benar, penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari - hari ini mempunyai
pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut antara
lain sebagai berikut ini :
1.
Masyarakat Indonesia tidak lagi mengenal bahasa baku.
2.
Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
3.
Masyrakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia
dan tidak mau mempelajari karena merasa dirinya telah menguasai bahasa
Indonesia yang baik dan benar
4.
Dulu anak-anak kecil bisa menggunaka bahasa Indonesia
yang baik dan benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul.
Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan Ayah atau Ibu, tapi
anak kecil sekarang ada yang memanggil orang tuanya dengan sebutan bokap dan
nyokap.
5.
Penulisan Bahasa Indonesia menjadi tidak benar. Yang
mana pada penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya huruf awal
saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada pengganti huruf menjadi angka
dalam sebuah kata.
Jika hal
ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa
Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas
bangsa. Untuk itulah, kita sebagai generasi muda, harus cermat dalam memilih
serta mengikuti trend yang ada ataupun kalimat.
D.
Penanggulangan Bahasa Gaul
Untuk mengindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di
masyarakat pada masa depan, perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan dan menumbuhkembangkan
pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Nasional. Para orangtua, guru dan pemrintah sangat dituntut
kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan
kecintaan anak-anak Indonesia terhadap Bahasa Indonesia. Dengan demikian,
pemakaian Bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa
depan dapat meningkat
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul
yang digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia modern, perlu adanya
tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa
pengantar dalam dunia pendidikan.
Berkaitan dengan pemakaian bahasa gaul dalam dunia nyata
dan fiksi yang menyebabkan interferensi ke dalam Bahasa Indonesia dan
pergeseran Bahasa Indonesia di atas, ada hal-hal yang perlu dilakukan. Antara
lain:
Pertama, menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para
generasi penerus bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus
diutamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan
penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul.
Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah kepada anak-anak
mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa mereka. Selain
itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan
masyarakat untuk mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia di negara kita.
Kedua, menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam
diri generasi bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa
Indonesia dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Sebagaimana kita ketahui,
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang dapat kita gunakan untuk
merekatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Dengan menanamkan
semangat, masyarakat Indonesia akan lebih mengutamakan Bahasa Indonesia
daripada menggunakan bahasa gaul. Cara menanamkannya dapat dilakukan di
rumah, sekolah dan di masyarakat.
Ketiga, pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan
Bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar
maupun sinetron. Dengan penggunaan Bahasa Indonesia secara benar oleh para
pelaku dalam film nasional yang diperankan aktor dan aktris idola masyarakat,
masyarakat luas juga akan mengunakan Bahasa Indonesia seperti para idola
mereka.
Keempat, meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di
sekolah dan di perguruan tinggi. Para siswa dan mahasiswa dapat diberikan
tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada
kegiatan bermain drama, dalam bentuk diskusi kelompok, penulisan artikel dan
makalah dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita pendek dan
puisi. Dengan praktik-praktik berbahasa Indonesia, dapat mengembangkan
kreativitas berbahasa Indonesia mereka dan juga dapat membiasakan mereka berbahasa
Indonesia secar baik dan benar.
Sebagian masyarakat Indonesia yang paling gemar berbahasa
gaul adalah para generasi muda bangsa kita. Kenyataan ini harus segera
diatasi mengingat betapa pentingnya bahasa Indoensia bagi bangsa Indonesia.
Sebagai warga Indonesia yang baik, kita seharusnya dapat menggunakan Bahasa
Indonesia secara baik dan benar. Bahasa gaul memang bukan bahasa yang
dilarang penggunaannya, tetapi kita harus ingat bahasa gaul dipakai dalam
kelompok tertentu saja. Kita sebaiknya tidak menggunakan bahasa gaul di luar
kapasitasnya. Dengan demikian, terciptalah penggunaan Bahasa Indonesia dan
bahasa gaul yang terpisah atau tidak ada interferensi bahasa gaul ke dalam
bahasa Indonesia dan tidak ada pergeseran penggunaan bahasa Indonesia oleh
penggunaan bahasa gaul.
|